Beriman kepada firman Allah
Anda dapat beriman kepada Firman-Nya
Kita dapat menyakini bahwa Alkitab itu dapat dipercaya sepenuhnya- Firman Allah yang tidak mengandung kesalahan- anda memercayai dengan segenap hati bahwa segala sesuatu yang dikatakan berlaku bagi kita orang percaya. Alkitab ditulis oleh sekian banyak penulis, namun di dalamnya tidak ada pertentangan. Sekian banyak pakar telah menyelidiki secara cermat dan mengkritiknya selama bertahun-tahun, namun Alkitab tetap bertahan menghadapi ujian waktu. Jika Anda memahami hati Bapa, Anda akan mematuhi kitab ini karena Alkitab adalah kitab kehidupan. Alkitab adalah kitab yang akan memberkati, menuntun, dan memelihara Anda. Mari kita renungkan apa yang Alkitab katakan tentang dirinya sendiri,
”Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk alamat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
(Ibrani 4 : 12)
Kitab ini hidup! Alkitab bukan kitab yang mati. Anda mungkin bertanya-tanya sewaktu Anda berjuang untuk menyelesaikan kitab Imamat, namun sejak awal sampai akhir Alkitab itu benar-benar penuh dengan kehidupan. Ada jutaan orang disepanjang sejarah yang telah membulatkan hati mereka untuk mengikuti pengajaran kitab ini, dan sewaktu mereka melakukannya, mereka mendapati kehidupan mereka menjadi produktif. Hidup mereka menjadi sukses. Hubungan dengan Allah menjadi suatu kenyataan karena kitab ini memiliki kuasa untuk menggugah kehidupan.
Beriman kepada Firman Allah bukan hanya berkaitan dengan mengalahkan musuh. Iman juga memanggil kita ke tempat yang lebih tinggi – untuk memiliki iman bahwa kita dapat masuk ke dalam kehidupan yang lebih intim dengan Allah di dalam kehidupan yang lebih intim dengan Allah di dalam kuasa Roh Kudus. Sering kali kita merasa bahwa kita tidak layak untuk menikmati kepenuhan di dalam Kristus. Kita merasa tidak memenuhi syarat. Ini sesuatu yang sama sekali berbeda dengan pencobaan dan ujian musuh. Perasaan ini muncul dari ketidakmampuan manusiawi kita untuk mengenali kuasaNya yang dahsyat di dalam diri kita dan segala sesuatu yang hendak Dia berikan kepada kita. Kita merasa kesulitan untuk memahami bahwa secara manusiawi Anda bisa saja orang yang sama sekali tidak berarti, namun sewaktu Kristus hidup di dalam diri Anda dan mulai bergerak melalui Anda, mukjizat dan perkara-perkara supernatural dapat dan pasti terjadi.
Anda dapat Beriman kepada Kasih-Nya
Saya menjumpai sekian banyak orang yang telah kecewa terhadap Allah dengan alasan-alasan tertentu. Sebenarnya, mereka terutama kecewa terhadap gereja dan orang Kristen lain, bukannya terhadap Allah. Namun biasanya Allahlah yang dipersalahkan. Saya pernah mewawancarai seorang pemuda yang ingin kembali ke dalam pelayanan setelah sekian lama undur. Kondisi kehidupannya berantakan dan ia sangat marah terhadap Allah karena itu. Ia menceritakan bahwa ia menantang Allah, memaki Dia dan murtad begitu saja. Kini, setelah kembali kepada Allah, ia bergumul dengan pertanyaan, ”Mungkinkah Allah menerimaku kembali?” Tentu saja Allah menerimanya kembali. Sewaktu Bapa melihat hati yang bertobat atau hancur, tanggapanNya selalu, ”ya aku akan menerimamu kembali. Datanglah, datanglah kepada-Ku sekarang juga!” Allah itu benar-benar penuh kemurahan.
Apakah Anda memiliki iman kepada Allah dan hati Bapa-Nya yang ajaib bagi Anda? Ia hanya ingin mendekap Anda di dalam pelukan-Nya. Ia selalu kepada Anda, ”Datanglah mendekat. Mendekatlah kepada-Ku.” Ia menarik kita kepada diriNya. Ia merindukan kita menanggapi dalam iman dan memercayai kasih-Nya yang agung dan menakjubkan bagi kita.
Allah itu maha pengasih. Setelah menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun, satu-satunya penyesalan saya adalahkarena dalam sebagian besar waktu saya tidak menyadari betapa baiknya Allah itu. Saya mengejar kebenaran dan saya tidak menyadari kalau kebenaran itu berbicara tentang kasih. Kasih Allah adalah dasar yang mutlak bagi kehidupan kita. Saya memiliki teologi tentang kasih Allah, saya tahu Al-kitab berbicara tentang kasih Allah, namun hal itu belum benar-benar menembus ke dalam hati saya. Saya belum menyadari bahwa kasih adalah perkara yang mendasar dan segala sesuatu harus dibangun di atasnya.
Jika dasar iman Anda bukan kasih, Anda akan terjebak dalam agama. Apakah yang memotivasi iman Kristen Anda? Anda terdorong oleh pencarian kebenaran? Anda akan menjadi seeprti orang Farisi. Anda terdorong untuk mencapai prestasi dan bekerja keras bagi Allah? Allah akan menjadi orang yang keras dan melukai orang-orang di sekitar Anda. Jika Anda terdorong oleh hal lain, bukannya oleh kasih dan hati Allah, anda akan meleset dari sasaran, karena kasih adalah titik utama dan perkara yang mendasar. Segala sesuatu yang lain mengalir dari situ.
Di dalam Roma 5:5 kita membaca,
”Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”
Anda tidak mempelajari segala sesuatu secara intelektual dengan menyimak ceramah yang logis, namun Anda akan mengalaminya sewaktu kasih Allah menjamah Anda.
Penjamuan kudus adalah salah satu simbol terbesar kasih Allah kepada kita. Melalui perjamuan, kita memang mengingat kematian Tuhan sampai Dia datang kembali dan kita mengingat apa yang terjadi di kayu salib. Namun, kita juga disadarkan akan kasih Allah. Kita diingatkan bahwa apa yang Yesus lakukan di kayu salib bagi kita tidak lain adalah karena kasih Allah. Allah sangat mengasihi dunia ini sehingga Ia menguburkan Anak-Nya yang tunggal. Yesus sendiri memilih untuk mengasihi kita lebih dari diri-Nya sendiri. Kasih-Nya mengatasi setiap rintangan-kehilangan reputasi, menanggung penderitaan dan kesengsaraan yang hebat, dan saat itu kita semua masih pendosa.
hadirat-Nya Anda dapat Beriman pada
Kita perlu memiliki iman kepada firman Allah, iman kepada kasih-Nya bagi kita, dankita juga dapat beriman kepada hadirat-Nya. Iman kepada Allah itu bukan sekedar seuatu perkara intelektual. Hadirat Allah itu nyata dan dapat dijamah. Hadirat dan kuasa-Nya adalah pernyataan keberadaan-Nya. Sewaktu hadirat Allah tampil, kehidupan berubah dan taraf iman orang pun terangkat.
Saya selalu kagum dalam kebaktian penyembuhan, karena setiap kali satu atau dua orang mulai disembuhkan, iman pun dibangkitkan di dalam diri orang lain dalam kebaktian tersebut. Orang berpikir, ”Wow, mungkin Allah akan menjamahku juga.” Itulah yang terjadi sewaktu hadirat-Nya dinyatakan. Lebih mudah bagi Anda untuk beriman kepada-Nya sewaktu Anda melihat kuasa dan hadiratNya dinyatakan.
Saya menyukai pernyataan Paulus dalam 1 Korintus,
”Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan tergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”
(1 Korintus, 2:4-5)
Orang lapar akan pengalaman otentik akan kuasa dan hadirat Allah. Sewaktu orang dipenuhi dengan hadirat dan kuasa-Nya, dimulailah suatu peroses yang mengubah kehidupan di dalam hatinya. Hadirat-Nya memampukan Anda untuk memercayai Dia lebih daripada sebelumnya. Paulus mengatakan, itulah sebabnya Yesus datang melakukan tanda-tanda dan mukjizat, agar orang mengalami pernyataan Imanuel – Allah beserta kita – yang membangkitkan iman dan keyakinan mereka.
Kita tidak bisa mencoba menuntut hadirat dan kuasa Allah. Kita tidak akan mengalami hadirat-Nya dengan berusaha memaksa Allah untuk muncul. Pendekatan seperi ini akan menjadikan Anda orang yang bergumul secara agresif, orang yang berusaha mendesak dan merenggut apa yang Anda inginkan dari Allah. Bukan seperti itu kerja yang dikehendaki. Pergumulan adlah upaya manusia mengaah pada legalisme. Namun, Alkitab mengajar kita untuk memasuki hadurat Tuhan dengan ucapan syukur dan pujian.Kita mengungkapkan kasih dan asa syukur kita kepada-Nya dan menyembah Dia. Sewaktu kita melakukannya, Allah senang untuk menyatakan diri-Nya kepada kita dan membekati kita.
Menantikan Hadirat Allah
Karena ucapan syukur merupakan kunci menuju hadirat Allah, Anda perlu meupuk sikap yang tahu terima kasih. Anda dapat mulai mengucap syukur kepada Allah atas perkara-perkara pada masa lalu dan masa kini dan juga untuk apa yang Dia lakukan pada masa mendatag. Takut kalau Allah tidak muncul saat Anda sangat membutuhkan Dia iu nyaris seperti kutuk. Sesuai dengan iman Anda, jadilah demikian! Kalau Anda berpikir tidak akan terkadi sesuatu kemungkinan besar juga akan tidak terjadi.
Penantian adlah kunci untuk melihat Allah bergerak. Sewaktu Anda membulatkan hati untuk percaya, Allah itu saja. Sewaktu Anda percaya akan kuasa-Nya yang dahsyat, Anda dapat mulai menyerukanperkara-perkara yang Anda percaya telah Allah janjikan, yang belum ada seolah-olah hal itu sudah ada. Dengan suara Roh Kudus. Dengarkan Dia yang mengetahui segala sesuatu tentang Anda, Dua yang mengetahui jumlah rambut di kepala Anda, Dia yang sangat mengasihi Anda sehingga Dia mati bagi Anda. Dengarkanlah Dia memanggil Anda, ”Marilah kepada-Ku semua yang berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan bagimu” (Matius 11:28).
Yesus ingin membawa Anda ke dalam kepenuhan dari egala yang telash Bapa tetapkan bagi kehidupan Anda. Bapa mengatakan kepada Anda hari ini,”Percayalah kepada firman-Ku, kepada kasih-Ku. Karena Aku setia”
Langkah-Langkah yang Perlu Dalam Beriman
Ada hamba Tuhan mengatakan bahwa orang beriman itu adalah orang yang sedang menikmati harapannya. Itulah sebabnya, orang beriman tetap bersukacita, kendati banyak tantangan. Dan memang orang beriman takkan terombang-ambingkan oleh situasi dunia yang tiada menentu ini, karena memiliki dasar dan tujuan hidup yang jelas dan pasti. Selain itu, Allah yang ditaati adalah pribadi yang tak pernah berubah, Mahabesar, serta selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya.
Tetapi sayang hanya sedikit yang mau beruman kepada-Nya mengapa bisa demikian? Ada beberapa kemungkinan, antara lain:
Pertama; belum mengerti rahasua sukacita hidup dalam iman. Seorang yang tak beriman harus menyelesaikan masalhnya sendiri atau berssam-sama dengan orang lain yang sama-sam lemahnya. Atau yang lebih parah lagi, jika mereka mulai mencari pertolongan kepada Iblis, maka hidupnya justru akan semakin kacau. Sedangkan untuk orang beriman, meskipun tantagannya berat, tetapi mereka tidak pernah menghadapi masalah seorang diri. Sebab Allah terus menyertainya dan memberikan jalan keluar baginya.
Kedua; masih berat meninggalkan dosanya. Banyak orang menolak beribadah kepada Allah, karena berat meninggalkan dosanya. Namun, orang yang seperti ini, masih mengkin hidup beriman, jika firman Tuhan tetap didengarnya. Tapi juka sepanjang hidupnya, terus-menerus menolak mendengarkan firman tuhan, mustahul ia bisa beriman.
Ketiga; belum mengerti bagaimana caranya hidup beriman.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh seseorang agar hidup dalam iman:
· Menyediakan diri memdengar firman Allah bagaiman mungkian kita dapat beriman kepada-Nya, jikamereka mendengar tentang Dia (Roma 10:14). Dan bagaiman mereka mendengar tetang Dia jika mereka menolak membaca Alkitab. Karena dalam Alkitablah tertulis tenatang Dia (Lukas 24:44-46;Yohanes20:31). Ddengan demikian neriman kepada Allah yang hidup, harus memberi waktu untuk membaca Alkitab, atau mendengarkan uraian firman Allah itu.
· Menerima Yesus sebagai Juruselamat setelah mendengar berita tentang Yesus, yang mati tersalib untuk menebus dosa manusia, seseorang tak otomatis ditebus dosanya. Untuk menerima pengampunan-Nya, orang itu sendiri harus melangkah kepada-Nya, dengan mengakui dosanya serta memohon supaya Dia masuk ke hatinya (1Yohanes 1:9;Wahyu 3:20; Yohanes 1:12). Pada waktu Yesus masuk ke dalam hatinya ia dipindahkan dari tempatnya semula, yang berada di bawah kuasa dosa ke kerajaan Allah (1Korintus 1:13).
· Menyimpan firman Allah di dalam hati dan melaksanakanya dalam kehidupan sehari-hari setelah Yesus masuk ke dalam hidup seseorang, maka orang itu menjadi onggota keluarga Allah. Namun karena orang itu masih tinggal di dunia ini, maka kemungkinan berbuat dosa ada. Oleh sebab itu, firman Allah masih tetap di perlukan, untuk memelihara imannya. Seperti ada tertulis,”Dalam hatiku aku menyimpan janjiMu, supaya aku jangan bedosa terhadap Engkau (Mazmur 119:11).
· Menunggu penggenapan janji Allah, dalam doa dan ucapan syukur dalam beriman, seringkali fakta yang dihadapi seolah bertentangan dengan janji Allah yang dimiliki. Hal ini pernah dialami oleh Abraham dan Sara. Abraham sudah menginjak usia yang ke-99 tapi janji Allah tentanketurunanya belum juga digenapi.
0 Response to "Iman; Beriman Kepada Firman Allah"
Post a Comment