PERENCANAAN KARANGAN
Penulisan sebuah karangan menuntut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajian oleh karena itu sebuah karangan perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan penggolongan karangannya, baik menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya. Adapun penggolongan menurut bentuknya:
1.Cerita (Narasi)
2.Lukisan (Deskripsi)
3.Paparan (Eksposisi)
4.Bincangan (Argumentasi)
Penggolongan menurut jenis,ragam,dan rumpun memiliki keterkaitan yang saling berkaitan.
Dalam ragam sampai macam karangan kemungkinan pilihan semakin luas sehingga penentuan karangan yang akan ditulis harus semakin diarahkan untuk sampai pada pemilihan terakhir.
Kegiatan penulisan karangan dapat sebagai suatu kegiatan tunggal dan sebagai kesatuan proses.Dikatakan sebagai suatu kegiatan tunggal jika yang ditulis merupakan sebuah karangan yang sederhana,pendek,dan bahannya sudah dikuasai penuh.Sedangkan kegiatan yang merupakan proses, apabila kegiatan itu dilaksanakan dalam beberapa tahap yakni:
1.Tahap Prapenulisan
Dalam tahap prapenulisan direncanakan hal-halpokok yang akan mengarahkan penulis dalam seluruh kegiatan penulisan karangan.
2.Tahap Penulisan
Dalam tahap penulisan atau pengembangan,merupakan pelaksanaan tentang hal-hal yang direncanakan,yaitu pengembangan gagasan dalam kalimat-kalimat,satuan paragraf,bagian atau bab.
3.Tahap Revisi
Dalam tahap revisi yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali mengenai keseluruhan yang telah ditulis,memperbaiki,mengubah,bahkan diperluas kembali isi karangannya.
Namun dalam prakteknya ketiga tahap penulisan tersebut tidak dapat dipisahkan secara jelas karena sering bertumpang tindih.Pada saat membuat perencanaan,mungkin kita sudah mulai menulis dan pada waktu kita menulis mungkin kita sudah melakukan revisi disana sini. Tumpang tindah ini terutama terjadi jika yang ditulis karangan pendek berdasarkan sesuatu yang diketahui.Sedangkan dalam karangan yang panjang,seperti makalah,skripsi tahap-tahap penulisan itu terpisah secara jelas.
Dalam merencanakan sebuah karangan supaya menghasilkan suatu karangan yang baik dan sistematis,terdapat langkah-langkahnya yakni menentukan:
1.Topik dan Judul
Topik sering dikacaukan pemekaiannya dengan istilah tema,menurut asal katanya,tema merupakan bahasa Yunani “Tithenai” yang berarti menempatkan.Dari proses penulisan karangan,teme dan topik memiliki rumusan yang berlainan walaupun nantinya apa yang dirumuskan keduanya memiliki hakikat yang sama.Apabila topik bermakna pokok karangan (pokok pembicaraan atau permasalahan) maka tema diartikan sebagai landasan penyusunan karangan.Berdasarkan,pengertian tersebut,jelas bahwa topik memiliki ciri khas yang terletak pada permasalahanya yang bersifat umum dan belum terurai atau lebih singkat dan lebih abstrak daripada tema.Topik dirumuskan lebih dulu dari tema.Adapun sumber-sumber topik bisa melalui ;
a.Sumber pengalaman yaitu apa-apa yang pernah dialami seseorang
b.Sumbre pengamatan
c.Sumber imajinasi
d.Sumber pendapat atau hasil penalaran.
Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran serta dipertimbangkan beberapa hal yaitu:
1.Topik hendaknya menarik untuk dibahas.
Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi diperkirakan juga menarik untuk pembaca.Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang sedang dikarang,serta akan menimbulkan kegairahan dalam mengembangkannya dan akan mengundang minat pembaca.
2.Dikuasai penulis.
Penulis hendak memiliki pengetahuan mengenai pokok-pokok permasalahan.Topik merupakan sesuatu yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya
3.Menarik dan aktual.
Minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan penulis walaupun yang menarik minat itu amat tergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri,namun hal-hal berikut merupakan sesuatu yang diminati masyarakat secara umum:yang aktual, penting, penuh konflik,rahasia,humor,atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.
4.Topik tidak terlalu luas atau membatasi topik.
Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal,sebaliknya topik yang terlalu sempit dalam sebuah karangan ilmiah,pembahasannya terlalu khusus tidak banyak berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.Pembatasan ruang lingkup memungkin penulis untuk mengarang dengan penuh keyakinan dan penuh percaya diri.Pembatasan topik dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk meneliti dan menelaah masalah yang akan ditulisnya secara intensif.Contoh untuk mempersempit atau membatasi topik untuk lebih speifik dari topik sebelumnya:
a.Menurut tempat:negara tertentu lebih khusus daripada dunia.”Bandung Daerah Wisata” dapat dipersempit “Tangkuban Perahu dDaerah Wisata”.
b.Menurut waktu atau periode / zaman : “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi “Perdagangan Pada Zaman Majapahit”.
c.Menurut sebab akibat : “Krisis Moneter” dapat dikhususkan menjadi “ Banyaknya Perusahaan Yang Gulung Tikar”.
d.Menurut pembagian bidang kehidupan manusia : Poleksosbud,agama,kesenian,…dan sebagainya.Karangan tentang “ Usaha Pemerintah Dalam Ekonomi “ dapat diperkhususkan lagi menjadi “ Kebijakan Inflasi Dalam Bidang Ekonomi Pada Masa Krisis Moneter “.
e.Menurut aspek khusus umum / indivial kolektif : “ Dampak Globalisasi Bagi Masyarakat Di Jakarta “.
f.Menurut objek material dan objek formal.
Objek material adalah bahan yang dibicarakan .Objek formal adalah sudut dari mana bahan itu kita tinjau,misalnya” Kesusastraan Indonesia ( objek material ) “ Ditinjau dari Sudut Gaya Bahasanya “ ( Bahan formal ). “ Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukan Kader-kader Baru,”Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama “.
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan,judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan.Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.Relevan,ada hubungan dengan isi karangan (topik)
b. Provokatif,dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca
c.Singkat,mudah dipahami dan enteng diingat
d.Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase.
Secara umum terdapat model perumusan judul karangan:
1.Model judul untuk karangan populer seperti artikel untuk koran dan majalah,cenderung menggunakan judul-judul yang singkat dan sangat provokatif
2.Model judul untuk karangan ilmiah
2.Tema
Tema berarti pokok pemikiran,ide atau gagasan serta yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan.Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan,tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis.Walaupun tema sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tema tetap dirumuskan secara eksplisit dalam bentuk kalimat yang panjang lebar, terutama bagi penulis pemula. Perhatikan contoh dibawah ini.
Topik : Belajar mengemukakan pendapat secara efektif.
Tujuan :Menjelaskan dan memahami bagaimana cara mengeluarkan pendapat secara lisan,tertulis, logis, dan sistematis dalam bahasa yang baik secara efektif dan efisien.
Perumusan tema hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
a.Kejelasan,tema hendaknya dirumuskan dengan kalimat yang jelas,tidak berbelit-belit.
b.Kesatuan tema yang baik adalah tema yang memiliki satu gagasan sentral.Sentralisasi gagasan ditandai oleh jumlah masalah pokok yang hendak digarap penulis.
c.Keaslian (originalitas), hal ini penting untuk menciptakan kesegaran dan daya tarik karangan.
3.Pembuatan Outline
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan- ketentuan tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu karangan. Fungsi utma kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Adapun manfaat kerangka karangan adalah:
- Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis r dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topic atau judul
- Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
- Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
- Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut sehingga membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda dengan fariasi yang diinginkan.
- Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka yang sudah tersusun rapih dan lengkap disebut outline final.
Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahap yang harus dijalani, yaitu memlih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan dan menulis kerangka itu sendiri. Adapun langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut:
- Mencatat semua ide
Langkah ini dilakukan setelah penentuan topic atau tema dan tujuan karangan. Dalam langkah ini semua ide yang muncul nerkenaan dengan topic karangan yang diinfentarisasikan tanpa kecuali.
- Menyeleksi ide-ide
Dasar-dasar penyeleksian adalah:
- Relefan-tidaknya ide dengan topic atau tujuan karanagan
- Penting-tidaknya ide tersebut untuk dibahas.
- Dikuasai-tidaknya ide tersebut oleh penulis.
- Ada tidaknya data atau penunjang untuk membahasnya.
- Mengurutkan dan mengelompokkan ide-ide secara tepat.
Langkah penyeleksian bertn untuk menyelesikan ide-ide dengan topik karangan. Namun demikian langkah langkah itu belum menjamin kelogisan hubungan antara ide-idenya.Untuk itulah diperlukan langkah pengurutan dan pengelompokan.Ide-ide yang berdekatan,disatukan dalam satu topic atau pada rumusan ide yang lebih luas.
Dengan berpedoman pada kerangka karangan,seorang penulis dapa menyusun karangan secara teratur dan mempersiapkan bahanyang dipersiapkan,karena pada prinsipnya menyusun kerangka berarti memecahkan topic ke dalam subtopic dan mungkin selsnjutnya kedalam sub-sub topic.
Cara penyususan ide-ide dapat dilakukan dalam berbagai pola pengembangan,dalam berbagai bentuk karangan :
1.Narasi
Pola pengembangannya dapt disusun dari mulai :
a. urutan kejadian
b. penjelas tentang proses
c. sorot balik
d. titik pandang
d. akibat dramatis
2. Deskripsi
Pola pengembangan bisa dimulai dari :
a. spasial
b. objekip
c. subjektip
d. observasi
e. fokus
f. seleksi
3. Eksposisi
a. proses
b. kausalitas
c. klimaks
4.Pengumpulan Data
Pada waktu memilih dan membasi topik kita hendaklah sudah memperkirakan kemungnan memdapatkan bahan. Dengan membatasi topik, penulisan sebetulnya sudah memusatkan perhatian pada topik yang terbatas,serta mengumpulkan bahan yang khusus pula.Dengan dahan–bahan yang khusus ini kita berusaha membahas topic sacara terinci dan memdalam.
Sumber Bahan Penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tuluan penulisan .Informasi itu,mungkin merupakan teori ,contoh-contoh ,rincian atau detil,perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat ,pengujian dan pembuktian, angka-angka ,kutipan, gagasan dan sebagainya.
Sumber-sumber penulisan :
a.Bahan dari bacaan
Kita dapat mencari bahan penulisan dengan membaca buku-buku ,malah,dan bahan-bahan bacaan lainnya terutama di perpustakaan.
Bahan bacaan di perpustakaan di bedakan menjadi tiga:
1.Bahan bacaan yang memberikan gambaran umum tentang topic yang dipilih
2.Bahan bacaan yang harus dibaca kritik dan mendalam
3.Bahan bacaan tambahan sabagai pelengkap bahan-bahan yang sudah data.
b.Pengamatan
Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat,kita perlu berlatih mengamati sebuah objek dari jarak yang lebihdekat.Dalam hal ini tentunya diperlukan konsenyrasi dan minat yang memadai .Jika kita tidak memeliki perhatian dan minat yang memadai maka kita akan memperoleh bahan berupa kesan umum yang kerap sekali kurang jelas.
c. Wawancara dan angket
Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan bahan dengan menanyakan langsung kepada informan atau orang yang berwenang. Angket ialah daftar pertanyaan yang disampaikan sasaran untuik diisi melalui angket ini kita dapat memperoleh keterangan dari responden dalam wilayah yang lebih luas
d. .Kewenangan
Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat dijadikan bahan penulisan. Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam memilihnya. Sikap kritis kita dituntut karena pendapat yang dikemukakan sering bersifat subjektif.
5. Penulisan Draft
Penulisan draft merupakan pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang kemudian disusun menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
6. Penyuntingan wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi,alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
Buka juga
:)) ;)) ;;) :-L =))
ReplyDeleteHellooo... Thanks for the information. Very informative and helpful. Don't forget to click on the following website walisongo.ac.id
ReplyDelete